SEPATAH KATA BUAT SAHABAT....

Diposting oleh ZHE HAB di 9:13:00 PM

Sabtu, Juli 11, 2009


Bisik jiwa tlah terputus dalam satu hembusan nafas
Janji suci tlah kau ingkari tuk bersama
Dalam tawa dan duka
Yakinlah selalu … sobat
Bawa segala luka yang menyobek hatimu
Adalah pisau yang mengalir di setiap tetes darahku
Kesedihan yang nampak di raut mukamu
Adalah kepedihan terdalamku
Ketidakramahan dirimu adalah penyobek hatiku
Taukah kau sobat?
Bahwa secercah tawa yang dulu slalu menghiasi wajahmu
Kini tlah pudar dan bukan lagi
Kebanggaan dalam tali hati antara kau dan aku
Kini kau telah melepas jemari itu
Padahal aku rapuh tanpa tangan itu
Aku ingin kau selalu menjaga dan melindungiku
Sobat …
Sebuah tamparan yang selalu kudapat bila kusalah
Sebuah bimbingan yang selalu merangkulku bila kulemah
Kini tak akan pernah kudapati lagi
Kemana aku harus mencari itu semua?
Kau pergi tanpa mengucap sepatah kata pun
Kau telah memutus persahabatan itu
Persahabatan yang suci
Kini tlah kau nodai dengan kebungkaman, kebohongan, dan kebosanan
Semuanya penuh kepura-puraan
Kau jadikan persahabatan
Sebagai tempat berlabuh
Tuk mencari pengalaman kehidupan
Kenapa kau lakukan ini?
Ku diam dalam kebungkaman yang penuh kesakitan
Sedangkan dirimu tertawa penuh keriangan
Lalu kini ku bertanya:
Apa menurutmu seorang sahabat?
And sahabat yang tulus seperti apa?
Kau hanya diam tak bisa menjawab
Sobat …

Maafkan diri ini bila diri ini bersalah
Meski kau telah pergi
Bagiku kau selalu ada dalam hatiku
Karena kau adalah sahabatku
Dari dulu dan sampai kapan pun

[ from seseorang ]

PUISI

Diposting oleh ZHE HAB di 8:49:00 PM

"PER-HA-T-I-AN"


Aku Cowok,dia cewek
Aku mengenalnya,dia mengenalku
Aku naksir padanya dan bertanya
"Maukah kamu jadi calon istriku?"
Dia mengangguk tanda setuju
"Tapi ada syaratnya,"kata dia
"Katakan saja! apa syaratnya,"kataku
"Aku butuh banyak perhatian"
"Hanya itu !?," tanyaku
"Ya,hanya itu,PERhiasan,HArta,Tabungan,Investasi dan warisAN."
"Jadi kapan kau akan melamarku?"sambungnya kemudian
Tak menjawab,aku balik kanan,takut akan PERHATIAN






TAK TERASA SETAHUN.....

Tak terasa waktu terus berjalan
Dan tak akan pernah berhenti
Kusadari hidup ini tak akan indah
Bila aku tak bersamamu

Namun bila waktu berhenti mengikuti langkahku
Dan mentari berhenti menghangatkan tubuhku
Kuharap kau tetap hadir dalam jiwaku
Memberikan kekuatan dalam setiap langkahku
Menerangi seluruh ruang hatiku

Meskipun baru setahun cinta kita
Serasa cinta ini semakin kuat
Serasa cinta ini semakin melekat
Dan tak ingin untuk dipisah

Ku penuh harap……
Cinta ini tak punya masa batas
Ku penuh harap…..
Cinta ini kan terus ada
Abadi untuk selama - lamanya

Minggu, Mei 24, 2009

PARTAI / KURSI DAPIL NO. URUT NAMA SUARA
PKB (11 KURSI) DP 1 1 HM. YUSUF DANIYAL,MM 7,247
3 MAKHFUD SIDIK 5,449
DP 2 1 H. BAHRUL ALAM 7,400
3 HM. IRSYAD YUSUF, SE 4,642
DP 3 1 H. JOKO CAHYONO,MH 6,854
2 SAMSUL HIDAYAT, S.Ag 6,659
DP 4 2 Dra. Hj. AIDA FITRIATI 4,729
3 Drs. H. ABD. AZIZ HADRAWI 5,461
7 H. M. SHOBIH ASRORI 4,333
DP 5 5 SHONHAJI ABD. WAHID 3,927
6 H. AMIR RAGIL KD 9,744
PD (8 KURSI) DP 1 1 ANIK LESTARI SETYOWATI, ST 2,008
DP 2 1 SOFRI DONI LH 3,762
4 Hj. HAMIDA MAS ANDIK 1,906
DP 3 1 HERU AGUS SETIAWAN, SE 5,153
2 ACHMAD MUZAKKI, SE 2,198
DP 4 1 TIMBUL MOELJANTO 1,806
DP 5 1 EVI ZAINAL ABIDIN, B.Com (WA) 12,887
2 Hj. NIKMAH JAMILAH HALIM, A.Ma.Pd 4,711
GOLKAR (8 KURSI) DP 1 2 H. SUHARTANTO, SE 2,615
8 RIAS JUDIKARI DRASTIKA, SH 4,884
DP 2 1 SAWIYONO 5,451
3 Hj. S.R. YULIANA 4,041
DP 3 1 NIK SUGIHARTI, A.Md.Com, ST 3,173
DP 4 2 H. DJAMA'ALI, SH 3,555
DP 5 1 Drs. UDIK DJANUANTORO. IR 11,568
2 SUHARLIK 2,254
PDI-P (6 KURSI) DP 1 1 EKO SUYONO, ST 3,622
DP 2 2 ANDRI WAHYUI, A.Md 4,228
9 RUSLAN 4,429
DP 3 1 Ir. SUTAR 4,372
DP 4 1 SUHARSONO ABDIE CHASAN 2,322
DP 5 3 Drh. RIAS NAWANG KARTIKA 2,929
PKNU (5 KURSI) DP 1 2 M. NARJON NAJIH 4,511
DP 2 2 ABDUL KADIR ZAELANI, SE 2,981
DP 3 2 MUHAMMAD MUJIBUDDA'AWAT, MH 3,771
DP 4 2 HM. RAFIQI, SE, M.Si 4,589
DP 5 1 HM. YACHYA NAJICH 2,275
PPP (4 KURSI) DP 1 1 H. SAIFULLOH DAMANHURI 4,300
DP 3 1 MUSTOLIQ 3,135
DP 4 1 H. AGUS ASYARI, SE, MM 3,305
DP 5 2 HABIB AHMAD 3,185
GERINDRA (4 KURSI) DP 2 1 DEDI SUMANTO, SE 3,006
DP 3 1 KARTINI LUKI LESTARI, SE 1,503
DP 4 2 ROHANI SISWANTO, SE 1,793
DP 5 6 IDA WAHYUNI, SP 3,100
HANURA (2 KURSI) DP 4 3 SHOFYAN EFENDI 677
DP 5 2 H.MOCH. HERMADI 4,570
PKS (1 KURSI) DP 4 2 ASROR NAWAWI 2,490
PAN (1 KURSI) DP 2 1 H. GHINAN MUSLIMIN 2,899

Selamat Datang di My Facebook

Diposting oleh ZHE HAB di 7:34:00 PM

Jumat, Mei 01, 2009










Di tengah gencarnya arus teknologi informasi, maka tak kenal kit amencoba untuk tidak ketinggalan informasi apapun bentuknya. Zaman sudah menuntut kita untuk terus maju dan maju. Dan dalam hal ini saya (pemilik blog ini) juga membuat forum ajang chat dan diskusi bersama di Facebook (facebook.com) lewat: zyhab84@gmail.com.
Saya tunggu kehadiran semuanya....

Cintai Indonesia Kita

Diposting oleh ZHE HAB di 7:19:00 PM




Pemilihan Umum telah memanggil kita...
sebagai warga negara yang baik, kita sambut pesta demokrasi lima tahunan. Terlepas dari berbagai macam kerancuan Pemilu dan sebagainya kita tetap wajib menghormatinya...

(Gambar: "John Contreng" Tim Simulasi Pemilu dari KPU Kabupaten Pasuruan)

Jumat, Februari 06, 2009


Saya setuju dengan usul pemikiran yang "Gepeng" dan pengemis. Para pejabat eksekutif di tiap kota harus segera bertindak efektif untuk mengatasi, mencegah dan menanggulanginya sambil secara konsisten menerapkan kebijakan seperti yang dilakukan di daerah-daerah tertentu yaitu: sekolah dan berobat gratis demi kesejahteraan rakyat. Kebijakan nasional yang menempuh cara-cara yang dapat berfungsi sebagai insentif bagi tumbuhnya sikap mengemis masyarakat. Sambil berdiskusi tentang pengemis, tiba-tiba kita juga dikejutkan oleh peristiwa tragis di Medan, yaitu demo kekerasan yg menyebabkan KETUA DPRD SUMUT MENINGGAL DUNIA. MENURUT SAUDARA INI GEJALA APA? DEMOKRASI MEMANG MEMBUKA RUANG KEBEBASAN, TETAPI HUKUM JUGA HARUS TEGAK AGAR KEHIDUPAN TERATUR. KEJADIAN DI MEDAN INI TENTU BUKAN TUJUAN DEMOKRASI. BAGAIMANA MENURUT SAUDARA KINERJA APARAT PENEGAK DISANA? DAN BAGAIMANA MENGATASINYA? YANG JELAS (1) Demonstran yang melakukan kekerasan tidak boleh menikmati keuntungan dari kejadian ini dalam arti aspirasi pemekaran daerah yang mereka usung tidak boleh dipenuhi, (2) semua tokoh penggagas dan penggerak pemekaran, penggerak demo dan demonstran yang terbukti memukul harus diminta tanggungjawabnya secara hukum di pengadilan dengan ancaman hukuman berat sesuai dengan tingkat kesalahannya, (3) pimpinan aparatur kepolisian setempat dan apalagi aparat di lapangan yang tidak berbuat apa-apa harus diminta juga tanggungjawabnya sebagaimana mestinya. APA PENDAPAT SAUDARA??
Saya Tunggu...


"Anda adalah apa yang anda pikirkan mengenai diri anda" demikian teori yang dikemukakan David J Schwartz dalam bukunya 'The Magic of Thinking Big'. Beginilah logikanya. Cara anda berpikir menentukan cara anda bertindak. Cara anda bertindak menentukan keberhasilan anda. Menurut David kunci keberhasilan terletak di dalam cara berpikir positif terhadap diri sendiri.

Anda saat ini adalah hasil dari cara berpikir anda sebelumnya, dan anda di masa depan adalah hasil dari cara berpikir anda saat ini. Kalau anda saat ini menjadi orang yang inferior itu artinya anda sebelumnya berfikir bahwa anda inferior dan kalau saat ini anda masih berfikir inferior maka anda tetap akan menjadi inferior di masa yang akan datang. Sepertinya teori ini ada benarnya apalagi sebagai seorang muslim meyakini sebuah hadits qudsi "Allah itu mengikuti prasangka hamba-Nya".

Bisa jadi inilah yang menjadi penyebab mengapa bangsa ini sulit sekali untuk maju. Mayoritas anak bangsa masih berfikir inferior terhadap bangsa lain. Jangankan membandingkan martabat bangsa kita dengan bangsa lain di dunia. Berfikir optimis akan kemajuan bangsa saja hanya dimiliki segelintir orang. Mayoritas masyarakat Indonesia saat ini pesimis dengan masa depan bangsa.

Kalau saat ini kita masih berfikir inferior dan pesimis dengan masa depan bangsa bisa jadi keterpurukan dalam segala hal yang menghinggapi negara kita saat ini tak akan mau meninggalkan kita. Lalu apa penyebab mayoritas masyarakat Indonesia berfikir pesimis tentang masa depan bangsa.

Tentunya banyak sekali penyebabnya. Mulai dari pola pendidikan yang salah. Terpengaruh oleh lingkungan yang selalu berfikir negatif, tidak adanya keteladanan dari pemimpin bangsa, dan masih banyak penyebab lainnya.

Namun, kita sadar ini adalah kesalahan kolektif dan untuk menyelesaikannya pun harus bersama-sama pula. Ini adalah tugas kita bersama. Semua komponen bangsa harus bersinergi membangun optimisme terhadap masa depan bangsa. Terutama ini adalah tugas pejabat, wakil rakyat, pendidik, media massa, dan masyarakat luas.

Kepada seluruh masyarakat Pemilu 2009 ini adalah momen untuk tidak membiarkan para politisi busuk menjadi wakil rakyat dan pemimpin negeri. Saya yakin masih ada --bisa jadi banyak para calon pemimpin dan wakil rakyat kita yang bersih, mempunyai kapabilitas untuk mengelola negeri ini, dan bisa memberikan teladan yang baik kepada rakyat.

Kepada media massa inilah momen penting untuk membentuk masyarakat agar memiliki positive thinking terhadap masa depan bangsa dengan cara menginformasikan hal-hal yang positif kepada masyarakat.

Jangan seperti jurnalis infotainment yang berprinsip "bad news is good news". Karena kalau media massa selalu menginformasikan bad news maka akan membentuk pola fikir masyarakat menjadi negative thinking dan masyarakat berbicara tak lagi dengan fakta tapi prasangka.

Sabtu, Januari 31, 2009

Banyak kupasan pengamat melalui buku maupun artikel menyoroti kiprah politik Nahdlatul Ulama (NU) dalam sejarah nasional Indonesia –apalagi momentum pemilihan presiden (pilpres) ini melibatkan NU secara struktural dan kultural. Paling banyak kajian dalam perspektif pemaknaan “Khittah NU 1926” yang berisi penegasan diri NU sebagai organisasi sosial kemasyarakatan. Namun sejarah membuktikan bahwa NU selalu belepotan politik, meniscayakan opini publik memaknai khittah sebagai “khittah belaka” di atas kertas.

Banyak kupasan pengamat melalui buku maupun artikel menyoroti kiprah politik Nahdlatul Ulama (NU) dalam sejarah nasional Indonesia –apalagi momentum pemilihan presiden (pilpres) ini melibatkan NU secara struktural dan kultural. Paling banyak kajian dalam perspektif pemaknaan “Khittah NU 1926” yang berisi penegasan diri NU sebagai organisasi sosial kemasyarakatan. Namun sejarah membuktikan bahwa NU selalu belepotan politik, meniscayakan opini publik memaknai khittah sebagai “khittah belaka” di atas kertas.

Kupasan-kupasan itu ditujukan kepada NU agar memahami posisinya sebagai “kekuatan politik untuk tidak berpolitik”. Namun idealisme itu berbenturan dengan pandangan pribadi beberapa penggiat NU yang menafsirkan makna khittah sesuai kepentingannya. Maka sejak Orde Lama hingga Orde Reformasi, khittah selalu “dikambinghitamkan”. Salah seorang pencetus khittah Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang lima tahun belakangan tidak banyak menafsirkan khittah dalam oral politik, karena telah melampaui pemaknaan khittah bukan dalam langkah wacana dan memaknai khittah dalam langkah politik praktis.

Kasus naiknya Gus Dur sebagai presiden adalah contoh kongkrit yang menjadi banyak pembahasan di lingkungan internal NU. Sebab, persoalan teknis implementasi khittah selalu menjadi hambatan untuk melakukan kerja-kerja profesional dan terarah secara signifikan bagi kalangan tertentu, khususnya warga NU yang tidak mempunyai modal sosial kuat. Termasuk perdebatan pendirian Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berkaitan implementasi khittah. Dengan penjustifikasian NU “hanya menfasilitasi pendirian PKB”, apakah idealisme khittah tetap berada dalam posisi netral?

***

Ketika beberapa petinggi NU terlibat bursa pencalonan presiden dan wakil presiden –termasuk mereka yang terlibat dalam Tim Sukses—yang telah berlangsung pada 5 Juli kemarin, tentu “pencarian makna” khittah menjadi lebih problematik. Di antara mereka yang “magang” dan mematut-matut diri layak sebagai presiden dan wakil presiden ada Hasyim Muzadi (Ketua Umum PBNU), Shalahuddin Wahid (Ketua PBNU), Hamzah Haz (mantan aktifis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII) dan Jusul Kalla yang dipandang juga sebagai representasi NU, adalah fenomena bagaimana pemaknaan khittah itu harus memberikan ruang lebih lebar: Dirumuskan bagaimana makna khittah agar tidak dinilai menghalangi keinginan politik warganya.

Tampaknya sangat masuk akal beberapa warga NU lain merasa gerah dengan gejala di internal NU dan mengharapkan segera diadakan musyawarah untuk mengkaji kembali makna khittah. Ketika khittah harus berurusan dengan persoalan politik ini, maka beberapa warga NU di Yogyakarta menyuarakan agar NU segera menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB). Sayangnya pihak-pihak yang merasa akan kehilangan muka jika forum ini digelar memberi pengertian bahwa MLB tidak bisa digelar sebelum pilpres karena sudah dijadwalkan bulan November 2004 (keterangan Said Aqiel Siradj dan Saiful Bachri Anshory/Pengurus PBNU). Keterangan lain disampaikan Maskut Candranegara (PP GP Ansor) menilai, dorongan MLB bukan bertujuan praktis sebagai ajang menjegal pihak tertentu. Justru melalui MLB ini perlu penegasan bahwa NU sebagai organisasi penjaga moral ketika semua ormas terjun dalam politik. Dengan pengertian, kalau bukan NU dengan massa besar yang harus memerankan diri sebagai penjaga moral itu, lantas siapa lagi?

***

Ya, dalam beberapa persoalan, NU saat ini sedang dalam kondisi kritis. Kritis melemahnya kekuatan moral untuk menjaga amanat founding fathers and mothers ormas ini yang bertujuan melindungi segenap bangsa dan negara. Sehingga harus ada upaya dari pihak tertentu, diharapkan dari kalangan muda, agar berupaya mengembalikan kiprah NU dalam persoalan sosial kemasyarakatan. Persoalan individu-individu melakukan kerja politik untuk kepentingan pragmatis memang tak bisa dinafikan begitu saja. Apalagi rambu-rambu di AD/ART NU bisa dikatakan “abu-abu”. Dalam konteks ini tak heran NU menjadi perhatian publik dalam pergulatan politik pilpres. Apakah akan semakin kelihatan bahwa NU cerdas memanfaatkan momentum ini atau sebaliknya.

Bahrul Ulum melalui buku provokatif “Bodohnya NU” apa “NU Dibodohi?: Jejak Langkah NU Era Reformasi (Ar-Ruzz Yogyakarta bekerjasama PW IPNU Jawa Tengah, 2002), menilai keterlibatan NU dalam politik sering berakhir “tragis” dalam arti “tidak mendapat apa-apa” secara politik, kecuali gagah dan mewah sebagai penjaga moral. Kata Bahrul, karena NU selalu membawa dampak tidak strategis bagi perkembangan demokrasi di internal NU akibat salah kaprah dalam mengambil kebijakan taktis. Di antaranya, keputusan-keputusan yang diambil selalu berdasar khittah, namun taktisnya sering dinilai ‘melanggar’ khittah itu.

Oleh sebab itu, kini masyarakat sedang menunggu, apakah “kebodohan” NU bisa berubah opini menjadi “kecerdasan”. Namun sayangnya, momentum pilpres putaran pertama yang lalu belum bisa disebut kita bisa mengucapkan selamat tinggal “Bodohnya NU” apa “NU Dibodohi”.* Kalangan Nahdliyin yang berjumlah besar secara kuantitatif, ternyata tidak memiliki nilai elektoral karena tersegmentasi dalam banyak pilihan capres dan cawapres. Hasil perhitungan sementara Tabulasi Nasional KPU yang didukung oleh perhitungan final quick count dan exit poll LP3ES dan National Democratic Institute (NDI) menunjukkan distribusi suara NU yang menyebar ke seluruh kandidat presiden dan wakil presiden yang bertarung dalam pilpres yang baru berlalu.

Fakta ini seharusnya dijadikan acuan utama untuk menyatakan bahwa NU tidak perlu digiring ke pilihan politik tertentu. Politik garam harus dikedepankan dengan asumsi substansiasi nilai-nilai politik yang memajukan keadilan dan kesetaraan bisa ditawarkan kepada siapapun yang memperoleh amanat selama lima tahun ke depan. Meminjam bahasa Ketua Pelaksana PBNU, K.H Masdar F. Mas’udi, kalangan NU sebaiknya lebih memikirkan lima tahun ke depan daripada menghabiskan energi untuk lima menit: waktu yang biasa dihabiskan voter untuk mencoblos di dalam bilik suara. []

(www.islamlib.com)



Dalam peringatan hari lahir (harlah) ke-82 Nahdlatul Ulama (NU) kemarin, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengusung tema besar ‘Selamatkan Bangsa Melalui Gerakan Rahmatan Lil Alamin’. Sebagai organisasi sosial keagamaan terbesar di wilayah Indonesia, NU berperan sangat penting untuk mempertahankan eksistensi Ahlussunah Waljamaah (Aswaja) dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kini muncul beragam aliran dan paham dari luar. Padahal, berbagai aliran itu belum tentu sepaham dengan Aswaja dan sesuai dengan kultur Islam di Indonesia. Gerakan ini semakin massif setelah nuansa kepentingan yang mengarah pada politik dan kekuasaan turut menyertainya.

Dengan mengatasnamakan kepentingan agama serta dukungan keuangan yang kuat, kelompok tersebut makin aktif sosialisasi ide-idenya, bahkan dengan pola radikal dan ekstrim. Ini dapat dilihat ketika isu khilafah Islamiyah untuk mengganti sistem ketatanegaraan dan pemerintahan sering disampaikan dalam setiap kesempatan.

Ada juga ideologi transnasional yang dapat mengancam keutuhan NKRI, antara lain liberalisme, neoliberalisme, ekstrimisme, dan fundamentalisme. Kelompok itu lebih mengedepankan pahamnya daripada mementingkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

Tidak mengherankan wajah Islam kelompok ini Islam yang terkesan radikal dan ekstrim, serta mengesampingkan nilai-nilai perdamaian dan pembelaan terhadap hak-hak minoritas. Ini sesuai dengan pernyataan Ketua Umum PB NU KH Hasyim Muzadi bahwa gebyar harlah NU kali ini bagian dari upaya memelihara pemikiran keagamaan yang domestik Indonesia.

Menurut Hasyim, banyak pengaruh dari luar masuk ke Indonesia dan berpotensi merusak pemikiran keagamaan khas Nusantara. Dalam konteks inilah setidaknya PBNU berkepentingan menampilkan wajah Islam yang rahmatan lil alamin guna menyelamatkan bangsa.

Secara internal organisasi, harlah NU ke-82 diharapkan mampu menjadi momentum mempersatukan Nahdliyyin setelah sejak reformasi warga NU terpecah. Untuk itu diperlukan pandangan politik kebangsaan, kenegarawanan bagi warga Nahdliyyin untuk menjadi pengayom dan penyejuk setiap insan sehingga Nahdliyyin dapat bergaul dan diterima di berbagai kelompok yang dapat merupakan alat perekat bagi persatuan bangsa dan sebagai alat perjuangan bagi kesejahteraan umat.
Prioritas pemberdayaan ekonomi

Hal penting yang menjadi agenda utama organisasi, khususnya dalam rangka peringatan itu adalah penguatan (empowering) warga Nahdliyyin dalam peningkatan kesejahteraan melalui berbagai kegiatan yang diharapkan dapat mempercepat kemandirian ekonomi santri dan kemandirian pondok pesantren sebagai basis utama komunitas Nahdliyyin. Realitas menunjukkan, angka kemiskinan masih tinggi, 37,17 juta (16,58 persen) dari penduduk Indonesia per Maret 2007 (Data BPS 2007).
Sebagian besar mereka ada di perdesaan (63,52 persen) yang berarti pula warga NU. Jumlah penduduk miskin ibarat fenomena gunus es. Ini berarti data matematik yang ditampilkan BPS hanyalah di permukaannya. Namun, realitas sesungguhnya bisa jadi jauh lebih besar. Yang lebih ekstrim lagi, menurut data Bank Dunia yang menggunakan standar kemiskinan PBB pada akhir 2007, jumlah penduduk miskin di Indonesia lebih besar lagi.
Wacana pemberdayaan ekonomi warga Nahdliyyin sebenarnya sudah terdengar sejak dulu. Namun, belum bisa maksimal dalam implementasinya mengingat setelah reformasi fokus tokoh NU masih pada isu politik praktis dan pemikiran teologis keagamaan Aswaja.

Konsentrasi pada tataran pemikiran dan teologis penting bagi NU dan masyarakat. Namun, melihat realitas di atas, saatnya pemberdayaan ekonomi Nahdliyyin segera menjadi prioritas utama. Pemberdayaan ekonomi bagi warga Nahdliyyin akan mengangkat harkat dan martabat warga NU pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Melalui kemandirian ekonomi kemandirian lainnya akan dapat dicapai, seperti kemandirian politik dan dalam mengembangkan serta menyebarkan pemahaman keagamaan. Dengan begitu, dampak negatif globalisasi dapat diantisipasi.

Dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat, saat ini sedang disusun model pengembangan yang cocok diterapkan di kalangan Nahdliyyin. Namun, beberapa kesuksesan pengembangan ekonomi umat dengan semangat kewirausahaan yang dilakukan Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri Pasuruan dan Pondok Modern Gontor Jawa Timur dan berbagai ponpes lainnya dapat menjadi sumber pembelajaran dan inspirasi.
Dengan basis kultural, yaitu masyarakat tradisional pesantren, mereka mampu membuktikan kemandirian umat melalui kemandirian dan pemberdayaan ekonomi.
Semangat khittah dan berwirausaha

Peran NU tidak diragukan lagi dalam membangun bangsa. NU mengalami dinamika dan pasang surut sesuai dengan situasi dan tantangan yang muncul. NU pernah menjadi salah partai politik pada Orde Lama dan Orde Baru yang akhirnya berfusi menjadi PPP pada 1973.

Setelah bergabung di PPP dan merasa tidak banyak diuntungkan, NU menyatakan diri kembali ke Khittah 26 pada 1985 dalam muktamar di Situbondo, Jawa Timur. Ini berarti NU tidak lagi berpolitik praktis.

Bisa dikatakan NU tidak ke mana-mana, tetapi ada di mana-mana. Semangat Khittah 26 harus dimaknai untuk kembali pada cita-cita awal, yakni memerangi keterbelakangan, baik secara mental maupun ekonomi.

Kebangkitan NU tidak hanya kebangkitan ulama, yang berarti kelompok elite, tetapi dalam jangka panjang bagi umat NU. Dari sinilah semangat berwirausaha di kalangan Nahdliyyin perlu lebih digalakkan dan diprogramkan secara sistematis.

Berwirausaha adalah suatu cara dan metode yang perlu dibangun dalam rangka pemberdayaan ekonomi Nahdliyyin. Nilai-nilai kewirausahaan tidak datang begitu saja dan tidak diberikan oleh siapa pun. Namun, harus diupayakan, diciptakan, dan diperjuangkan.

Secara teoritis dan konseptual, berwirausaha biasanya didorong oleh beberapa kondisi. Misalnya, orang tersebut lahir dan atau dibesarkan dalam keluarga dengan tradisi kuat di bidang usaha (confidence modalities), orang tersebut berada dalam kondisi yang menekan sehingga tidak ada pilihan lain baginya selain menjadi wirausaha (tension modalities), seseorang yang mempersiapkan diri menjadi wirausahawan (emotion modalities).
Penelitian Mc Slelland (1961) di Amerika Serikat menunjukkan 50 persen pengusaha berasal dari keluarga pengusaha. Penelitian lain menyimpulkan tumbuhnya jiwa wirausaha karena keterpaksaan keadaan ekonomi keluarga yang sulit.
Kalau dilihat dari kondisi yang mendorong seseorang untuk berwirausaha, tampaknya model emotian modalities dan tension modalities dapat menggambarkan kondisi warga NU saat ini. Kondisi tertekan akibat kemiskinan dan termarginalkan. Semangat juang wirausaha di kalangan santri sebenarnya sudah berkobar-kobar.

Apabila pengusaha muda lahir di kalangan pesantren, jamiah Nahdliyyin yang selama ini secara kultural menguasai ilmu keagamaan akan berperan pula sebagai pelaku usaha yang syariah dan akan tersebar di komunitas Nahdliyyin yang berdampak nasional sebagai penggerak dan pelaku pertumbuhan ekonomi riil di seluruh pelosok Tanah Air.
(www.lakpesdam.or.id)

Sejarah Pekan Ini

Diposting oleh ZHE HAB di 8:57:00 PM

Jumat, Januari 30, 2009

27 Januari 2008: Mantan Presiden Soeharto Meninggal Dunia

Mantan Presiden Soeharto meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan, Ahad, 27 Januari 2008 pada pukul 13.10 WIB. Sebelumnya tim dokter kepresidenan mengumumkan bahwa keadaan Soeharto pada Ahad pagi sangat kritis, pernafasan dangkal dan 100 persen kembali diambil alih alat bantu pernafasan.


Ketua tim dokter kepresidenan, Marjo Soebiandono, menjelaskan sejak pukul 01.00 WIB
keadaan kesehatan secara umum mantan orang nomor satu itu menurun, kemudian terjadi sesak nafas diikuti tekanan darah yang juga menurun.

Kematian itu adalah ujung dari perawatan sejak 4 Januari 2008. Soeharto kembali dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, karena kadar hemoglobin rendah, tekanan darah turun dan ada penimbunan cairan sehingga tubuh membengkak. Sebelum 4 Januari itu, kabar terakhir adalah Tim Dokter Kepresidenan menemukan dua titik penyumbatan pembuluh darah di otak bagian kanan Soeharto pada 18 Mei 2006.

Pada Senin, 28 Januari 2008, pukul 12.15 WIB, Soeharto dimakamkan di Kompleks Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah.


Soeharto kemudian mengambil alih kekuasaan dari Soekarno, dan resmi menjadi presiden pada tahun 1968. Pada 1998, masa jabatannya berakhir setelah mengundurkan diri pada 21 Mei di tahun tersebut, menyusul meletusnya Tragedi Mei 1998 dan pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa.


Ia merupakan orang Indonesia terlama yang menduduki jabatan presiden. Soeharto digantikan B.J. Habibie.(YUS/dari berbagai sumber)


PERISTIWA LAIN


26 Janua
ri 1980. Israel dan Mesir mulai menjalin hubungan
diplomatik. Dua tahun sebelumnya, mereka menandatangani Perjanjian Camp David.
Untuk perjanjian dengan nama yang sama pada tahun 2000, lihat KTT Camp David 2000

Perjanjian Perdamaian Camp David ditandatangani pada tanggal 17 September 1978 di Gedung Putih yang diselenggarakan untuk 'perdamaian' di Timur Tengah. Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter memimpin perundingan rahasia yang berlangsung selama 12 hari antara Presiden Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin. Perjanjian ini mendapatkan namanya dari tempat peristirahatan milik para presiden AS, Camp David, di Frederick County, Maryland.

Perjanjian ini juga melahirkan Perjanjian Damai Israel-Mesir pada tahun 1979.


28 Januari 1986.
Pesawat ulang-alik Challenger meledak sesaat setelah lepas landas dan menewaskan tujuh orang di dalamnya.



29 Januari 1933.
Presiden Jerman Paul von Hindenburg melantik Adolf Hitler
sebagai Kanselir Jerman. Ini awal mula Hitler membangun kekuasan fasisnya.
Paul Ludwig Hans Anton von Beneckendorff und von Hindenburg,umumnya dikenal sebagai Paul von Hindenburg 2 Oktober 1847 - 2 Agustus 1934) adalah seorang Jerman panglima tertinggi dan negarawan.
Pada 2 Agustus 1934, ia menjadi diktator Jerman setelah Presiden Von Hindenburg meninggal. Ia menyatukan jabatan kanselir dan presiden menjadi Führer sekaligus menjadikan Nazi sebagai partai tunggal di Jerman. Ia juga seorang Ketua Partai Nasionalis-Sosialis (National Socialist German Workers Party atau Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei/NSDAP) yang dikenal dengan Nazi. Nazi secara resmi dibubarka
n setelah Jerman kalah dalam Perang Dunia II yang besar karena sistem kediktatoran Hitler. Hitler seorang orator yang berkharisma, Hitler merupakan salah satu pemimpin yang paling berpengaruh di dunia.


30 J
anuari 1948. Aktivis politik anti-kekerasan India, Mahatma Gandhi,
dibunuh seorang ekstremis Hindu.
Mohandas Karamchand Gandhi (2 Oktober 186930 Januari 1948) (aksara Devanagari: मोहनदास करमचन्द गांधी) juga dipanggil Mahatma Gandhi (bahasa Sansekerta: "jiwa agung") adalah seorang pemimpin spiritual dan politikus dari India.

Pada masa kehidupan Gandhi, banyak negara yang merupakan koloni Britania Raya. Penduduk di koloni-koloni tersebut mendambakan kemerdekaan agar dapat memerintah negaranya sendiri.

Gandhi adalah salah seorang yang paling penting yang terlibat dalam Gerakan Kemerdekaan India. Dia adalah aktivis yang tidak menggunakan kekerasan, yang mengusung gerakan kemerdekaan melalui aksi demonstrasi damai.

Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869 di negara bagian Gujarat di India. Beberapa dari anggota keluarganya bekerja pada pihak pemerintah. Saat remaja, Gandhi pindah ke Inggris untuk mempelajari hukum. Setelah dia menjadi pengacara, dia pergi ke Afrika Selatan, sebuah koloni Inggris, di mana dia mengalami diskriminasi ras yang dinamakan apartheid. Dia kemudian memutuskan untuk menjadi seorang aktivis politik agar dapat mengubah hukum-hukum yang diskriminatif tersebut. Gandhi pun membentuk sebuah gerakan non-kekerasan.

Ketika kembali ke India, dia membantu dalam proses kemerdekaan India dari jajahan Inggris; hal ini memberikan inspirasi bagi rakyat di koloni-koloni lainnya agar berjuang mendapatkan kemerdekaannya dan memecah Kemaharajaan Britania untuk kemudian membentuk Persemakmuran.

Rakyat dari agama dan suku yang berbeda yang hidup di India kala itu yakin bahwa India perlu dipecah menjadi beberapa negara agar kelompok yang berbeda dapat mempunyai negara mereka sendiri. Banyak yang ingin agar para pemeluk agama Hindu dan Islam mempunyai negara sendiri. Gandhi adalah seorang Hindu namun dia menyukai pemikiran-pemikiran dari agama-agama lain termasuk Islam dan Kristen. Dia percaya bahwa manusia dari segala agama harus mempunyai hak yang sama dan hidup bersama secara damai di dalam satu negara.

Pada 1947, India menjadi merdeka dan pecah menjadi dua negara, India dan Pakistan. Hal ini tidak disetujui Gandhi.

Prinsip Gandhi, satyagraha, sering diterjemahkan sebagai "jalan yang benar" atau "jalan menuju kebenaran", telah menginspirasi berbagai generasi aktivis-aktivis demokrasi dan anti-rasisme seperti Martin Luther King, Jr. dan Nelson Mandela. Gandhi sering mengatakan kalau nilai-nilai ajarannya sangat sederhana, yang berdasarkan kepercayaan Hindu tradisional: kebenaran (satya), dan non-kekerasan (ahimsa).

Pada 30 Januari 1948, Gandhi dibunuh seorang lelaki Hindu yang marah kepada Gandhi karena ia terlalu memihak kepada Muslim.

Kamis, Januari 29, 2009


Jakarta (ANTARA News) - Berikut teks lengkap pidato pelantikan Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama, Selasa 20 Januari waktu AS, di Capitol Hill, Washington DC dari siaran pers Kedutaan Besar AS di Jakarta, Rabu.

Rekan-rekan sebangsa dan setanah air:

Saya berdiri di sini hari ini terenyak oleh tugas di depan kita, berterima kasih atas kepercayaan yang Anda berikan, dan teringat akan pengorbanan oleh leluhur kita. Saya berterima kasih kepada Presiden Bush atas jasanya pada bangsa kita, dan juga atas kemurahan hati dan kerjasama yang ditunjukkannya pada masa transisi ini.

Sudah 44 warga Amerika yang diambil sumpahnya sebagai presiden. Kata-kata dalam sumpah jabatan itu telah diucapkan dimasa kemakmuran dan dimasa damai. Namun, ada kalanya sumpah jabatan kepresidenan itu diambil di tengah-tengah situasi gawat dan badai yang berkecamuk. Pada saat-saat demikian, Amerika terus melaksanakan tugasnya bukan hanya karena ketrampilan atau visi mereka yang memegang jabatan tinggi, tetapi karena kita rakyat Amerika tetap setia pada cita-cita leluhur kita dan setia pada dokumen-dokumen yang dirumuskan oleh para pendiri negara kita.

Demikianlah adanya, dan memang selalu demikianlah yang harus dilakukan oleh generasi orang Amerika yang sekarang ini.

Memang sudah dipahami bahwa kita sedang berada di tengah krisis. Bangsa kita kini sedang terlibat perang, melawan jaringan kekerasan dan kebencian yang jauh jangkauannya. Ekonomi kita sangat lemah, akibat ketamakan dan tindakan tidak bertanggung jawab oleh sebagian pihak, tetapi juga karena kegagalan kita secara kolektif untuk membuat pilihan-pilihan sulit, dan kegagalan kita mempersiapkan bangsa bagi abad baru. Banyak rumah yang disita, lapangan kerja menurun drastis, bisnis gulung tikar. Asuransi kesehatan kita terlalu mahal, murid-murid sekolah kita banyak yang gagal, dan setiap hari terlihat bukti bahwa cara-cara kita menggunakan energi justru memperkuat musuh-musuh kita dan mengancam planet kita.

Semua itu merupakan indikator krisis, yang didasarkan pada data dan statistik. Yang kurang bisa diukur tetapi tidak kurang pentingnya adalah melemahnya keyakinan di seluruh pelosok Amerika - kekhawatiran terus-menerus bahwa kemerosotan Amerika tak terelakkan lagi, dan bahwa generasi berikutnya harus mengurangi harapannya.

Hari ini saya katakan kepada kalian bahwa tantangan-tantangan yang kita hadapi adalah nyata. Tantangan ini serius dan banyak. Tidak akan mudah diatasi dan tidak bisa diatasi dalam jangka pendek. Tetapi ketahuilah ini, Amerika, semua tantangan ini akan kita hadapi.

Pada hari ini, kita berkumpul karena kita lebih memilih harapan daripada ketakutan, kesatuan tujuan daripada konflik dan pertentangan.

Pada hari ini, kita berkumpul untuk menyatakan berakhirnya keluhan-keluhan kecil dan janji-janji palsu, saling-tuduh dan berbagai dogma lusuh yang sudah terlalu lama mencekik politik kita.

Negara kita masih muda, dengan meminjam kata-kata dalam Kitab Suci, saatnya sudah tiba kita menepiskan sifat ke kanak-kanakan. Saatnya sudah tiba untuk menandaskan lagi semangat kita yang tegar, memilih jalan sejarah yang lebih baik, melanjutkan pemberian berharga, gagasan mulia yang diteruskan dari generasi ke generasi: yaitu janji yang diberikan Tuhan bahwa semua kita setara, kita semua bebas, dan semua layak memperoleh kesempatan untuk mengejar kebahagiaan sepenuhnya.

Dalam menandaskan kebesaran bangsa kita, kita memahami bahwa kebesaran tak pernah diberikan begitu saja. Mencapai kebesaran harus dengan kerja-keras. Perjalanan yang kita tempuh tak pernah mengambil jalan pintas. Perjalanan kita bukan bagi mereka yang tidak-tabah, bukan bagi mereka yang suka bermalas-malas daripada bekerja, atau bagi yang hanya mengejar kekayaan dan menjadi terkenal. Perjalanan kita adalah bagi mereka yang berani mengambil risiko, mereka yang melakukan hal-hal baru dan membuat barang-barang baru. Sebagian mereka menjadi terkenal, tetapi acap kali laki-laki dan perempuan tak dikenal dalam pekerjaan mereka, yang telah mengusung kita di atas jalan berbatu-batu menuju kemakmuran dan kebebasan.

Demi kita, mereka mengemas harta milik mereka yang tak seberapa dan menyeberangi samudera untuk mencari kehidupan baru.

Demi kita, mereka banting-tulang dengan upah minim dan menetap di Pantai Barat, menahankan pukulan cambuk dan mencangkul tanah yang keras.

Demi kita, mereka bertempur dan mati, di tempat-tempat seperti Concord dan Gettysburg, Normandy dan Khe San.

Lelaki dan perempuan ini terus menerus berjuang dan berkorban dan bekerja hingga kulit tangan mereka mengelupas, agar kita bisa mengecap kehidupan yang lebih baik. Mereka melihat Amerika lebih besar dari jumlah ambisi kita secara perorangan, lebih besar daripada perbedaan status keluarga, atau kekayaan ataupun partai atau kelompok.

Perjalanan inilah yang kita teruskan hari ini. Kita masih merupakan negara paling makmur dan paling berpengaruh di Bumi. Para pekerja kita tidak kurang produktifnya dibandingkan dengan waktu ketika krisis ini dimulai. Otak kita masih seinventif seperti pada awal krisis ini, barang dan jasa kita masih diperlukan seperti pada minggu lalu atau bulan lalu, atau tahun lalu. Kapasitas kita tetap tak berkurang. Tetapi masa kita untuk berdiam diri, melindungi kepentingan sempit dan menunda keputusan-keputusan yang tak menyenangkan, sudah harus berlalu. Mulai hari ini, kita harus bangkit sendiri, membersihkan debu yang menempel, dan mulai lagi bekerja memperbaharui Amerika.

Karena kemana saja kita melihat, ada yang harus kita lakukan. Keadaan ekonomi mengharuskan tindakan yang berani dan segera, dan kita akan bertindak bukan hanya untuk menciptakan lapangan kerja baru, tetapi untuk meletakkan dasar bagi pertumbuhan. Kita akan membangun jalan dan jembatan, jaringan listrik dan jaringan digital yang menyuburkan perdagangan dan mengikat kita bersama. Kita akan memulihkan sains ke tempat yang selayaknya, dan menggunakan kehebatan teknologi untuk meningkatkan mutu perawatan kesehatan dan menurunkan biayanya. Kita akan memanfaatkan tenaga matahari, tenaga angin dan lainnya untuk menjalankan mobil-mobil dan pabrik-pabrik kita. Dan kita akan mengubah sekolah dan perguruan tinggi dan universitas untuk memenuhi tuntutan era baru. Semua ini bisa kita lakukan. Dan semua ini akan kita lakukan.

Tentu, ada orang yang meragukan skala ambisi kita - dengan mengatakan sistem ekonomi kita tidak bisa mentolerir terlalu banyak rencana besar. Daya ingat mereka tidak cukup lama. Mereka telah melupakan apa yang dilakukan negara ini, apa yang bisa dicapai oleh laki-laki dan perempuan yang hidup bebas, apabila imajinasi digabung demi tujuan bersama, dan kebutuhan digabung dengan ketabahan.

Yang tidak dipahami oleh mereka yang sinis adalah tanah tempat mereka berpijak telah bergeser, bahwa argumen basi dalam politik yang telah begitu lama menyita waktu kita - tidak lagi berlaku. Pertanyaan yang kita ajukan sekarang bukan apakah pemerintah kita terlalu besar atau terlalu kecil, tetapi apakah pemerintah kita bisa berfungsi, apakah pemerintah bisa menolong para keluarga mencari pekerjaan dengan upah yang layak, asuransi kesehatan yang terjangkau, dan pensiun yang berarti. Apabila jawabannya - ya, kita berniat untuk terus bergerak maju. Apabila jawabannya tidak, programnya akan dihentikan. Dan mereka yang mengatur uang rakyat akan dimintai pertanggung-jawabannya - supaya mengeluarkan uang secara bijaksana, mengubah kebiasaan buruk, dan melakukan bisnis kita dengan jujur - karena hanya dengan demikian kita bisa memulihkan kepercayaan penting antara rakyat dan pemerintah.

Kita juga tidak mempertanyakan apakah kekuatan pasar bebas itu baik atau buruk. Kekuatan pasar bisa membina kekayaan dan memperluas kebebasan kita. Tetapi krisis ini telah mengingatkan kita bahwa tanpa pengawasan yang ketat, kekuatan pasar bebas itu bisa terlepas dari kontrol, dan suatu bangsa tidak bisa makmur untuk waktu lama apabila hanya mementingkan orang kaya. Keberhasilan ekonomi kita tidak hanya tergantung pada besarnya Produk Domestik Bruto, tapi seberapa jauh meluasnya kemakmuran itu, pada kemampuan kita memberikan kesempatan kepada tiap orang yang mau bekerja, dan bukan karena belas kasihan karena itulah jalan yang paling pasti guna mencapai kemakmuran bersama.

Mengenai pertahanan kita bersama, kita menolak dan menganggap palsu pilihan antara keselamatan dan idaman atau cita-cita kita. Para Pendiri Negara ini dihadapkan pada bahaya yang tak terbayangkan, menyusun sebuah piagam untuk menjamin supremasi hukum dan hak setiap orang, sebuah piagam yang diperkuat oleh perjuangan generasi demi generasi. Semua cita-cita ini masih menerangi dunia, dan kita tidak akan meninggalkannya demi mencapai penyelesaian yang cepat. Karena itu, bagi semua orang dan pemerintahan yang menyaksikan pelantikan hari ini, mulai dari kota-kota yang termegah sampai ke desa kecil di mana ayah saya dilahirkan, ketahuilah bahwa Amerika adalah sahabat setia negara dan sahabat setiap lelaki, setiap perempuan, dan setiap anak yang menghendaki masa depan yang damai dan bermartabat, dan bahwa kita siap untuk memimpin lagi.

Ingatlah bahwa generasi-generasi sebelumnya menundukkan fasisme dan komunisme bukan hanya dengan misil dan tank, tetapi dengan aliansi yang kokoh dan keyakinan besar. Mereka memahami bahwa kekuatan saja tidak bisa melindungi kita, dan bahwa kekuatan itu tidak memberi kita hak berbuat sekehendak hati kita. Sebaliknya mereka tahu bahwa kekuatan kita tumbuh melalui penggunaan yang bijaksana, keamanan kita berasal dari adilnya tujuan kita, kekuatan contoh yang kita berikan, dan kerendahan hati serta kesanggupan menahan diri.

Kita adalah penjaga warisan ini. Dibimbing oleh prinsip-prinsip ini, sekali lagi kita bisa menghadapi ancaman-ancaman baru itu yang menuntut upaya lebih besar, bahkan kerja-sama dan pemahaman lebih besar antar-negara. Kita akan mulai secara bertanggung jawab meninggalkan Irak kepada bangsa Irak, dan menempa perdamaian di Afghanistan. Bersama teman-teman lama dan bekas saingan kita, Amerika akan bekerja tanpa lelah untuk mengurangi ancaman nuklir, dan mengurangi bahaya pemanasan bumi. Kita tidak akan minta maaf atas cara kehidupan Amerika, tidak akan goyah dalam mempertahankannya, dan bagi mereka yang hendak mendorong tujuan mereka dengan terror dan membantai orang-orang tak bersalah, kami katakan kepada mereka, semangat kita lebih kuat dan tidak terpatahkan, kalian tidak akan unggul dari kami, dan kalian akan kami kalahkan.

Kami sadar bahwa warisan bangsa yang beraneka warna adalah suatu kekuatan, dan bukannya sebuah kelemahan. Bangsa kita terdiri dari orang Kristen dan Islam, Yahudi dan Hindu, dan bahkan orang-orang yang tidak percaya pada Tuhan. Kita telah dibentuk oleh campuran berbagai bahasa dan kebudayaan, yang berasal dari segala pelosok dunia. Dan karena kita telah merasakan pahitnya perang saudara dan segregasi rasial, dan keluar dari masa kegelapan menjadi sebuah bangsa yang lebih kuat dan lebih bersatu, kita yakin bahwa pada suatu hari nanti semua rasa kebencian akan hilang, bahwa semua garis-garis pembatas antar suku bangsa akan luluh, dan bahwa dunia ini akan menjadi semakin kecil. Kerendahan hati kita akan tampak dengan sendirinya, dan Amerika harus memainkan perannya dalam menyongsong era perdamaian yang baru.

Bagi dunia Muslim, kami akan mencari cara baru ke depan berdasarkan pada kepentingan bersama dan saling menghormati. Bagi para pemimpin dunia yang berusaha menanam bibit konflik, atau menyalahkan dunia Barat atas kesulitan-kesulitan yang dialami masyarakatnya, ketahuilah bahwa rakyat Anda akan menilai Anda pada apa yang Anda bangun, bukan pada apa yang Anda musnahkan. Bagi mereka yang hendak menggenggam kekuasaan melalui korupsi dan kekejian dan membungkam orang yang tidak setuju pada kebijakan mereka, yakinlah bahwa kalian berada pada sisi yang keliru, tapi kami akan mengulurkan tangan jika kalian tidak lagi mengepalkan tinju.

Bagi rakyat negara-negara miskin, kami berjanji akan bekerja bersama kalian untuk membuat ladang kalian subur dan membuat air bersih mengalir, untuk memberi makan tubuh yang kelaparan, dan memenuhi kebutuhan mental. Dan kepada negara-negara seperti negara kita yang relatif menikmati kemakmuran, kita tidak bisa lagi bersikap tidak peduli pada kesengsaraan di luar perbatasan kita, dan kita tidak bisa menghabiskan sumber-sumber dunia tanpa mempedulikan dampaknya. Karena dunia sudah berubah dan kita harus berubah dengannya.

Sambil kita mempertimbangkan jalan yang terbentang di depan kita, kita mengingat dengan rasa terima kasih orang-orang Amerika yang gagah berani, yang pada saat ini, berpatroli di gurun dan gunung yang sangat jauh. Ada sesuatu yang hendak mereka katakan pada kita hari ini, seperti yang dibisikkan sepanjang masa oleh para pahlawan kita yang kini dimakamkan di Arlington. Kita menghormati mereka bukan hanya karena mereka menjaga kebebasan kita tetapi karena mereka menunjukkan arti pengorbanan, kesediaan untuk mencari arti yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Dan pada saat ini, saat yang akan tercatat dalam sejarah generasi - semangat inilah yang harus ada pada kita semua.

Sebanyak apapun yang bisa dan harus dilakukan pemerintah, pada akhirnya kepercayaan dan tekad rakyat Amerika-lah yang diandalkan negara ini. Misalnya kebaikan hati untuk menampung orang yang kena musibah walaupun tidak kita kenal, atau pekerja yang tanpa pamrih rela mengurangi jam kerja mereka daripada melihat seorang teman di-PHK, yang membuat kita keluar dari kegelapan. Adalah keberanian para pemadam kebakaran untuk menerobos masuk ke rumah yang penuh asap, dan juga kesediaan orang tua untuk membesarkan anak, yang kelak akan menentukan nasib kita.

Tantangan kita mungkin baru. Alat-alat yang kita gunakan untuk mengatasinya mungkin baru. Tetapi pada nilai-nilai itulah keberhasilan kita bergantung - yaitu kerja keras dan kejujuran, ketabahan dan berlaku secara adil, toleransi dan rasa ingin tahu, kesetiaan dan patriotisme - semua itu sudah lama ada. Semua itu memang benar. Semua itu telah menjadi kekuatan kemajuan sepanjang sejarah. Jadi yang dituntut sekarang adalah kembalinya kepada nilai-nilai ini. Apa yang diperlukan dari kita sekarang ini adalah era pertanggungjawaban yang baru - suatu pengakuan, dari tiap orang Amerika, bahwa kita mempunyai kewajiban bagi diri kita sendiri, bagi negara kita dan bagi dunia, kewajiban yang kita lakukan dengan senang hati, bukan dengan bersungut-sungut, karena kita tahu tidak ada yang lebih memuaskan bagi jiwa kita, yang merupakan definisi karakter kita, daripada memberikan segalanya untuk menyelesaikan tugas yang sulit.

Inilah pengorbanan dan janji kewarganegaraan.

Inilah yang menjadi sumber keyakinan kita - pengetahuan bahwa Tuhan meminta kita untuk memperbaiki keadaan yang tidak pasti.

Inilah arti kebebasan dan kepercayaan kita- mengapa laki-laki dan perempuan dan anak-anak dari tiap ras dan tiap keyakinan bisa ikut dalam perayaan di lapangan yang indah ini, dan mengapa seorang lelaki yang ayahnya lebih 60 tahun lalu mungkin tidak dilayani di restoran, sekarang bisa berdiri di depan anda untuk diambil sumpahnya sebagai presiden.

Jadi marilah kita hari ini mengenang siapa kita dan sejauh mana jalan yang kita tempuh. Pada tahun kelahiran Amerika, pada bulan yang terdingin, sekelompok patriot berkumpul di depan api unggun yang mulai padam di bantaran sungai yang beku. Ibukota telah ditinggalkan, musuh terus maju, salju tampak berlumuran darah. Pada saat itu, ketika nasib revolusi kita sangat diragukan, bapak bangsa kita memerintahkan supaya kalimat berikut dibacakan kepada semua rakyat Amerika:

"Beritahukanlah pada dunia masa depan, bahwa di tengah musim dingin, saat apapun tiada kecuali harapan dan kebajikan - bahwa kota dan negara, waspada akan bahaya bersama, akhirnya bersatu untuk menghadapinya."

Amerika; Dalam menghadapi musuh bersama, dalam masa sulit kita ini, mari kita ingat kata-kata emas itu. Dengan harapan dan kebajikan, mari kita hadapi bersama sekali lagi sungai beku ini, dan bertahan dari badai apapun yang akan tiba. Biarkan cucu-cucu kita berkata bahwa kita telah diuji dan kita menolak untuk mengakhiri perjalanan ini, bahwa kita tidak mundur dan mata kita terpaku ke ufuk fajar dan dengan berkat Tuhan, kita meneruskan anugerah kebebasan dan mengantarkannya dengan selamat bagi generasi masa depan.

Lagu Untuk Gazza

Diposting oleh ZHE HAB di 3:34:00 PM

Selasa, Januari 20, 2009

Lagu dari Michael Heart didedikasikan untuk warga Gaza dan Pelstina dalam tragedi krisis kemanusiaan disana. Dengan semangat perjuangan melawan tirani dan kezaliman Zionis Israel dan kondisi yang hancur lebur baik fisik dan non fisik, mereka masih punya secercah harapan menatap kehidupan masa depan yang lebih baik.
Semoga ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
(lebih lanjut tentang lagu ini kunjungi: www.michaelheart.com)



WE WILL NOT GO DOWN (Song for Gaza)
(Composed by Michael Heart)
Copyright 2009

A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive

They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right

But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight


Terjemahannya …

KAMI TAK AKAN MENYERAH (Lagu Buat Gaza)

Cahaya putih yang membutakan mata
Menyala terang di langit Gaza malam ini
Orang-orang berlarian untuk berlindung
Tanpa tahu apakah mereka masih hidup atau sudah mati

Mereka datang dengan tank dan pesawat
Dengan berkobaran api yang merusak
Dan tak ada yang tersisa
Hanya suara yang terdengar di tengah asap tebal

Kami tidak akan menyerah
Di malam hari, tanpa perlawanan
Kalian bisa membakar masjid kami, rumah kami dan sekolah kami
Tapi semangat kami tidak akan pernah mati
Kami tidak akan menyerah
Di Gaza malam ini

Wanita dan anak-anak
Dibunuh dan dibantai tiap malam
Sementara para pemimpin nun jauh di sana
Berdebat tentang siapa yang salah dan benar

Tapi kata kata mereka sedang dalam kesakitan
Dan bom-bom pun berjatuhan seperti hujan asam
Tapi melalui tetes air mata dan darah serta rasa sakit
Anda masih bisa mendengar suara itu ditengah asap tebal

Kami tidak akan menyerah
Di malam hari, tanpa perlawanan
Kalian bisa membakar masjid kami, rumah kami dan sekolah kami
Tapi semangat kami tidak akan pernah mati
Kami tidak akan menyerah
Di Gaza malam ini

Minggu, Januari 18, 2009

Kajian Tafsir Al-Misbah ini tentang Surat An-Nisa' ayat 7 dan seterusnya, yang terdiri 5 bagian dan bersambungan antar bagian, serta dengan tema-tema yang berbeda pula. Selamat menyimak dalam kajian ini.
Semoga bermanfaat bagi pemirsa semuanya. Amin.

Kajian Tafsir Al-Misbah bagian 1:



Kajian Tafsir Al-Misbah bagian 2:



Kajian Tafsir Al-Misbah bagian 3:



Kajian Tafsir Al-Misbah bagian 4:



Kajian Tafsir Al-Misbah bagian 5: